Symphony of the
Two Souls
suatu saat cinta itu
perna ada, dan aku melihatnya pergi tanpa sempat kucegah sama sekali.sejak itu
hari-hari terasa sulit tuk dijalani. aku bahkan sulit tuk tersenyum pada
bayanganku sendiri di cermin. karna saat itu aku tau,hanya aku sendiri yang tak
terlihat disitu.
meskipun
kedengarannya tak masuk akal, sering ku berharap bisa mengembalikan waktu. aku
bahkan bersedia memberika apa saja supaya bisa mengucapkan apa yang selama in terpendam
begitu saja di hati
suatu saat cinta itu
pergi, menyisakan sejuta penyesalan karna tak cukup sigap menahannya untuk
tetap berada di sini.
cerita cinta
berakhir disini . . .
bertemu kembali,kau
dan aku. saling berhadap-hadapan. salng menatap. tak sepatah kata pun keluar
dari mulit kita. namun sebaliknya, mata kita berbicara. bertanya kabar,
mengungkap rindu, dan berbagi kisah-kisah lama. inginkan kau memelukku seerat
dulu, dan berbisik "jangan tinggalkan aku". lalu kita pergi menjauh, meninggalkan
aral yang menghalang. ahh, kini semua telah berbeda. kau tlah berdua, akupun
juga. pantaskah kita menyalakan takdir yang terlambat mempertemukan kita? aku
meragu. inikah kebahagiaan yang kita idamkan. meski akan ada hati yang terluka
. . .
angin yang suda
berhembus tidak mungkin kembali ke tempat yang sama . . .
maaf aku
merindukanmu malam ini.namun aku mengerti, kamu tidak akan merindukanku.
ijinkan aku memelukmu dalam mimpi. biarkan ku berkata "aku masih sakit
dengan ulahmu ,tapi sungguh aku tidak mampu menghapus sedikitpun
tentangmu" . . .
merindukanmu
membuatku sempat lupa kenapa aku harus melupakanmu. kau cinta yang bertepuk
sebelah tangan, kekasih yang tidak pernah ku miliki, kau memory yang harusnya
kusimpan dalam kotak dan ku buang jauh-jauh . . .
tapi aku tau, cerita
kita adalah kisah yang di reka. tak akan mewujud nyata. aku yang salah
membiarkan diriku jatuh begitu mudah dalam pesonamu. ku kemasi rindu dan harap
ini. tak ada tempat untukku dalam kisahmu. kau dan dia telah lama saling
berbagi hari bahagia bersama. hangat pelukmu hanyalah untuknya.
aku hanyalah sebuah
jeda dalam napasmu, sementara dia adalah udara yang kau hirup dalam setiap
hela. aku putusan untuk berhenti berharap, dan aku tau bahwa luka akan
mendewasakanku . . .
kadang sesuatu yang
terlalu jauh untuk di capai di sebut fantasi. seperti itulah dunia bintang.
terlalu jauh untuk dicapai. seperti saat dia berjalan di sampingku. dia begitu
indah, karna itu semakin membuatnya jauh dariku. dan dia adalah fantasiku . . .
kalau bagimu merindukanku
adalah hal yang berat, harusnya kau mencoba bagaimana caraku merindukanmu. kau
adalah matahari yang menhangatkan pagiku, dan bulanyang menerangi selama tidur
malamku. tak perlulah kamu tau betapa banyak air mata yang membasahi bantal
saat khayalku terbawa dalam kenangan tentangmu. dan akupun tak ingin kau ikut
sedih saat tau betapa dinginnya hari-hari tanpa senyummu . . .
saat memejamkan
mata, aku membayangkan surga. bahagia saat mencintaimu, juga saat di cintaimu.
semuanya terasa begitu indah, begitu sempurna. seperti cerita cinta sepanjang
masa. aku bersyukur takdir membuatku jatuh cinta padamu.
namun semakin lama
mata ini terpejam, air mata malah jatuh perlahan-lahan. aku menangis, kini
teringat setip perih yang di torehkan dustamu dihatiku. tak sekali dua kali aku
mencoba membuat pembenaran, menciptakan alasan bahwa kau mungkin tak
bersungguh-sungguh melukaiku. kau bahkan tak mencoba membela dirimu. kau
menunndukkan kepala, membisu. aku dan kamu seperti hujan dan teduh. pernahkah
mendengar kisah mereka? hujan dan teduh ditakdirkan bertemu, tetapi tidak
bersama dalam perjalanan. seperti itulah cinta kita. seperti menebak langit
abuabu . . .
aku takut untuk
harus meraihmu, memastikan mu tak akan pergi lagi ketika aku lepaskan tanganku.
yah, karna itulah aku meninggalkanmu. memilih arah yang berbeda denganmu . . .
dia melukis pelangi
di hidupku yang hitam putih. mengisi hari-hariku dengan kejutan-kejutan manis,.
menggenggam erat tanganku seolah takkan melepasnya lagi. "aku
mencintaimu" katanya. dan aku percaya bahwa hanya akulah satu-satunya.
kemudian aku mendapati diriku terkhianati. ingin skalimengucapkan sesuatu,
namun lidahku terlalu kelu. air mataku meleleh, genangan bening mengalir
membentuk anak sungai dipipiku. ternyata setahun saja tidak cukup . . .
mencintai dalam
sakit. mengubah diri demi orang yang bahkan tak memalingan wajahnya sedikitpun
padaku. hatiku berdarah. dan aku masi saja mencintainya. bahkan setiap malam
aku masi menyempatkan diri untuk berdoa, supaya dia bahagia. ini cinta yang
bodoh, yang aku tau itu. tapi aku terus bertahan mencintainya hingga dia
mencintaiku. masuk ke dunianya . . .
rindu ini masi aja
untukmu, meski waktu telah lama berlalu. kisah kita seakan jadi mantra dalam
hatiku. yang terkadang terasa memilukan hati. dan jauh di sudut hati, aku masi
menanti. tak bisa memungkiri. namun harapan hanya bagai tetes air di atas
embun, selalu terjatuh. jangan bawakan lagi aku cinta, tak ada sisa harapan
yang masi bisa aku tawarkan. bahkan hingga ujung hari terakhirku . . .
aku pnya cerita.
tentang orang yang terlalu banyak berharap, tentang sebuah keterpaksaan,
tentang aku dan lelakiku, tentang cerita cinta yang tak kunjung lengkap . . .
ragu. terlalu banyak
ruang yang tak bisa aku buka. dan kebersamaan cuma memperbanyak ruang terutup.
mungkin jalan kita tidak bersimpangan. yah, jalanmu dan jalanku. meski
diam-diam aku masi saja menatapmu dengan cinta yang malu-malu . . .
jika suatu hari kau
menyadari perasaanku ini, kumohon jangan menyalakan dirimu. mungkin memang
sudah begini takdir rasaku. cintaku padamu tak akan perna melambung kelangit ke
tujuh. aku hanya akan membirkan buih-buih kesedihanku menyatu besama deburan
ombak laut itu. karna inilah pengorbanan terakhir ku : membiarkan dirimu
bahagia tanpa diriku . . .
aku tau ini pasti kesalahan
yang tak oleh terjadi. tapi kau hanya memelukku tanpa suara. menggenggam
tanganku serat seolah tak akan pernah lagi melepasnya. dan sebelum aku berhasil
menyangkal ciintamu lagi, aku menyadari kau meninggalkan sesuatu di tanganku.
sesuatu yang ku kenali sebagai "HARAPAN" . dan kali ini aku ingin
menggenggamnya. memilikinya sekalipun seandainya itu salah . . .
aku tak ingin
menganggapnya sebagai cerita cinta paling sia-sia,
anggap saja ini
sebagai lembar penutup catatan senja . . .
Monday, December 25th 2012
"Marry Christmas"
TheLadyRain
No comments:
Post a Comment